On Demand

Rabu, 09 Februari 2011

Arema Indonesia Tancapkan Sejarah di FIFA World Cup Soccer City

S1J Bendera besar sudah masuk hasil negotiasi alot dengan FIFA security. Namun inipun berkat bantuan Wartawan Indonesia yang baik hati (Hanna Seputar Indonesia yang mengusung bendera raksasa 12kg) dan Pak/Ibu Samuel tukang jepret. Setelah tiba di ring 1 ternyata tidak mudah untuk mengibarkan, baru difoto diluar sudah dikerubuti security ada sekitar 5 - 6 security minta dengan sopan agar tidak dibawa masuk atau dikibarkan didalam meskipun mencuri-curi akhirnya bisa masuk dan dipasang sebentar atas kebaikan seorang polisi sebelum lampu dipadamkan. Kalau dipaksakan melanggar peraturan FIFA bisa kena band dan dideportasi ke Indonesia . Ingat2 29 supporter Argentina yang memaksakan akhirnya mereka dideportasi juga. Bendera raksasa sempat berkibar dan difoto diluar (foto segera dikirim) namun dengan terpaksa harus dilipat. Ayas sendiri kecewa, namun inilah hasil akhir perjuangan. Setelah gagal dicoba dikibarkan abis pertandingan itupun hanya diberi waktu beberapa menit (kurang dari 15) padahal mengibarkan bendera yang idealnya minimum 5 orang cuma sendiri memang berat. Cukup puas meskipun tidak sempurna pengibaran ini, dicoba lagi di Brasil 2014 dengan peserta minimum 5 orang.



[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Berbaur dengan Supporter Argentina"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Bahkan Bendera Bule itu sendiri tidak di kibarkan"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Turis asing menyempatkan melihat bendera Arema"][/caption]

[caption id="attachment_5059" align="aligncenter" width="500" caption="Mungkin mas ini mengharap Arema tampil di Piala Dunia, tapi mungkinkah?"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Beautiful and Handsome"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Semangat arema dan semangat Afrika"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Kebersamaan dengan Negara Adidaya"][/caption]




Bersahabat dengan Supporter Argentina

Ramos dari Wartawan Radio/TV mundial PASIONDEPORTIVA ARGENTIA, bertukar kaos dan mengibarkan bendera Arema-Indonesia didepan Soccer City Stadion. Shot dan bernyanyi lagu Argentina dan Lagu2 Aremania akan dimasukkan program siaran Nasional untuk supporter di Argentina. Ramos janji setelah pulang dari Cape Town akan meload video itu. Dua wartawan gila Argentina ini juga berharap Aremania bisa menyontoh lagu2 Tim Nasional Argentina untuk Arema-Indonesia;

VAMOS VAMOS ARGENTINA

VAMOS VAMOS A GANAR

QUE ESTA BANDA IGRILOMBERA

NO TE DEJA, NO TE DEJA

DE ALENTAR.....

Ramos berjanji akan link web site www.aremafc.com (saya kasih aja yang ini) untuk di link di websitenya dia. Arema dan Indipidiente adalah Champion Liga 2010 dinegaranya masing masing bahkan teman ramos menunjukkan tato indipidiente. Hebatnya waktu mereka ke SA semua pakai baju Nasional Argentina. Beda dengan Arema-Indonesai tetap baju Arema.

Dipinjami Topi Supporter Mexico

Supporter Mexico yang paling tertarik setelah membaca Arema-Indonesia minta foto bareng karerna Indonesia tidak masuk kualifikasi tetapi semangat persahabatan nonton Bola hingga ke Dunia. Orang Mexico bilang, disana sepak bola sudah seperti air yang harus diminum tiap hari. Tanpa sungkan2 Meminjamkan topinya untuk dipakai foto bersama mereka. Disaat yang sama datang pula supporter Argentina jadilah kita foto bareng. Bisa dilihat betapa Sejajarnya Mexico, Arema-Indonesia dan Argentina paling tidak dilevel supporter dan fanatik terhadap bola. Bedanya mereka ditimnasional, sedangkan Arema tidak memiliki wakil dari Timnas Indonesia di World Cup.

Bapak Dari Honduras dan Arema berfoto bareng di Soccer City kita bertukar pikiran tentang sepak bola denegara masing2. Hebatnya Honduras lolos meskipun dengan penduduk jauh dibawah Indonesia. Supporter Honduras minta alamat email dsb untuk disampaikan salam ke semua pecinta sepakbola di Honduras dari Arema-Indonesia.

Eduardo Supporter Brasil

Eduardo Lintz, MD Supporter Fanatik dari Brasil AAPP F.C. di Brasil meskipun bukan club juara tahun ini tapi tetap dipakai kaos kebesarannya saat mendukung Timnas Brasil bedanya dia dirangkapi baju Timnas. Eduardo hádala seorang dokter di Plastic and Reconstructive Surgery Ivo Pitanguy Insstitute’s Instructor. Eduardo juga mengambila beberapa foto untuk Tim favoritnya di Liga Brasil pertemuannya dengan sesame supporter Fanatik dari Arema-Indonesia



Bendera Arema Indonesia sejajar dengan Argentina, Mexico, Ghana dll.




Belajar menjadi supporter Tingkat Dunia

Arema-Indonesia relajar banyak tentang kode etik dan tata cara mensupport tim sepak bola untuk Tingkat Dunia (FIFA). Ada banyak aturan sekitar 20 item namun yang paling mendasar adalah; sopan, tidak rasis, tanpa alcohol, tanpa bendera 2m x 1.5m dilarang, no drugs, no promotional or commercial materil (seperti iklan terselubung dari penonton), no animals, no umbrellas, no gas spray cans, corosiver or anything that Could couse FIRE, no object which could compromise public safety. Berdiri ditempat berjalan orang saja diusir sama Stewarship, penggeledehan dengan ketat dan di scan seperti masuk ke Airport. Supporter yang nekat berbuat tidak sopan langsung diambil dan dibawa ke kantor polisi (contohnya melempar gulungan kertas oleh Supporter Argentina), diproses secara hokum bahkan dideportasi kenegaranya. Tiap tempat duduk ada identias passport dan detail alamat penonton. Tidak ada makian atau cacian antara supporter, meskipun kalah (USA) juga biasa meninggalkan stadion dengan tenang tanpa ada kerusuhan dan bakar2an.
Kapan kita Timnas Indonesia sejajar dengan Argentina, Brasil atau Mexico? Kapan juga Supporter Indonesia bisa belajar dari World Cup untuk tidak saling memukul hanya karena beda costum?. Sudah saatnya penyelenggara bola di Indonesia (PSSI) belajar dari Arema-Indonesia bagaimana mampu ke Tingkat Dunia dengan kantong sendiri. Belajar professional untuk Supporter bagaimana menonton dengan hati yang tenteram bagi semua orang...

Jangan tinggalkan Kami Robert Rene Albert, Aremania Love You


Pagi ini saya di buat terkejut dengan adanya sebuah pemberitaan tentang perpisahan Pelatih Arema Indonesia, Robert Rene Albert di salah satu media Online Aremania ongisnade.net,bahwa ia telah mengadakan press conference sekaligus pesta”Perpisahan” dengan manajemen sekaligus dengan Aremania di salah satu hotel di Kota Malang. Robert menegaskan bahwa sejauh ini belum ada sodoran kontrak dari Manajemen untuk memperpanjang kontraknya yang telah habis di PT.Arema Indonesia. Pelatih asal Belanda ini telah berada di Malang selama 8 bulan dan berhasil mengantarkan Singoedan menjuarai Liga Super Indonesia serta mengantarkan team kebanggaan Aremania melaju ke Final Piala Indonesia namun harus puas menjadi runner up setelah di kalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-1 di stadion Manahan Solo pada Minggu, 1 Agustus 2010. Kekalahan yang saya bilang terhormat karena para pemain telah menunjukkan semangatnya pada puluhan Ribu Aremania di kota Solo dan seluruh masyarakat di Indonesia bahwa mereka telah berjuang dan berusaha untuk memberikan hasil terbaik agar meraih double winner, tapi memang dewi fortuna belum berpihak pada Arema Indonesia.

Robert Rene Albert sendiri asing bagi Aremania dan pecinta sepakbola Indonesia saat pertama dia menukangi team Arema, namun pada akhirnya ia telah menunjukkan bahwa di bawah asuhannya ia banyak membawa perubahan dan trend setter bagi pecinta bola Malang dan di Indonesia, nama Arema Malang di ubahnya menjadi Arema Indonesia beserta logo singa yang dulu terkurung kini telah terbuka dengan tujuan agar Arema tidak terkurung dengan Api yang melingkari logo singa.

Saya dapat menggambarkan bahwa Robert adalah sosok yang ramah dan bersahaja, ia begitu baik terhadap para pemainnya tidak sekedar menjadi pelatih tapi juga menjadi Ayah dari para punggawa singoedan yang masih muda, Aremania tentu sudah banyak tau dengan sikap ramahnya saat berjumpa, dan lihatlah bagaimana Robert mengambilkan Air minum kepada para pemainnya saat mereka sedang haus sekaligus memberikan petunjuk skema permainan yang seharusnya di jalankan oleh para pemainnya, pernah sebelumnya terjadi seperti itu pada pelatih lain yang telah menukangi Arema?, dan hal ini pula yang telah membuat para pemain benar-benar memiliki team Arema dan memiliki ayah kedua, sehingga di dalam setiap bertanding mereka(pemain.red) merasa memiliki sebuah team dan juga sebagai keluarga.

Robert membawa sisi positif dalam sepakbola dan ia adalah orang yang berbicara sepakbola penuh dengan tanggung jawab dan profesionalisme, pemain-pemain muda yang dulu tidak bersinar dan tak banyak dikenal kini menjelma menjadi pemain yang patut diperhitungkan, ia jeli melihat potensi dan ia tidak pernah ragu dalam mengambil keputusan.

Sosok Robert tidak pernah menganggap enteng setiap lawan-lawanya, tak pula ia sombong dengan setiap kemenangan yang di raih, berani mengucapkan selamat kepada team yang berhasil mengalahkan anak asuhnya dengan ucapan selamat.

Kini Musim Robert di Arema telah Usai, namun belum ada kejelasan dari Manajemen Arema terkait masa depannnya, sehingga ia memutuskan untuk sejenak hengkang dari Arema, dan akan bertemu manajemen PSM, terkait program apa yang memang di butuhkan PSM sekaligus melihat potensi apa saja yang ada di laskar Juku Eja, karena PSM Sendiri adalah team yang paling serius mendapatkan jasa Robert pada musim depan.

Dan akankah manajemen akan kembali menggunakan jasa Robert? ataukah akan kembali dari NOL lagi? sementara musim depan Arema juga akan bermain di LCA, saat ini hanya Robert yang tau komposisi dan resep yang cocok untuk Singoedan dalam mengarungi LCA musim depan.

Seperti yang ayas lansir dari Ongisnade.net bahwa Robert menjelaskan :

jika tim ini nantinya akan berlaga di LCA, maka harus ada penambahan tenaga baru yang mumpuni. Dengan materi yang kita punya sekarang, kita belum cukup kuat untuk mengarungi LCA dan liga musim depan. Harus ada improvement.”

“Dengan materi yang kita punya sekarang, kita belum cukup kuat untuk mengarungi LCA dan liga musim depan. Harus ada improvement,”

“Ini bukan soal siapa yang akan bertahan, tapi soal siapa yang akan pergi. Musim ini saja saya sebenarnya sudah minta kepada manajemen untuk menambah kekuatan, namun apa daya, manajemen mengaku tak sanggup membayar gaji untuk pemain baru.”

“Andai saja saya dipercaya untuk terus menukangi Arema, maka saya berharap ada perubahan, ada pembenahan di sana-sini. Mudahnya begini, jika ingin jadi tim profesional, maka pilihlah orang-orang yang juga bisa bekerja secara profesional. Perubahan struktur organisasi itu saya rasa yang krusial.”.

Satu pesan Robert untuk Manajemen, ia masih ingin bertahan di Arema dan juga berharap Manajemen mau belajar dari kegagalan kali ini, ayas membayangkan bagaimana jika Arema tidak memiliki Aremania, mungkin saja ia sudah pergi meninggalkan Arema sejak putaran pertama dulu karena keterlambatan gaji, dan di kabarkan sempat di usir pihak Hotel karena belum ada pembayaran sewa hotel dari Manajemen.

Namun akhinya Robert melunak, ia juga sangat mencintai Aremania dan inilah faktor lain yang membuat robert masih ingin bertahan di Malang, Robert,, Kami mencintaimu, jangan pergi cepat dari Arema.. dan jika boleh berpesan… sedikit lebih sabar menghadapi Manajemen, selanjutnya? terserah Manajemen berkata, apakah mereka akan membiarkan Pelatih yang telah berjasa membawa Arema sebaik musim ini. Dan apakah ini tamparan bagi Aremania jelang usia Arema yang ke 23 Tahun pada 11 Agustus 2010?Salam Satu Jiwa.

M Fachrudin bermain Trengginas


Seolah ingin membuktikan diri sebagai pemain yang masih layak menghuni barisan inti musim ini, winger enerjik M Fachrudin tampil beringas saat dimainkan dalam pertandingan uji coba kontra Arema U-21 di Lapangan Abdul Rahman Saleh kemarin.
Tak hanya menjadi motor permainan timnya dari rusuk sayap, pemain bernomor punggung lima ini mencetak hat-trick alias tiga gol ke gawang lawan. Ketiga gol tersebut dibuatnya di menit ke-20, 24 dan 61. Gol pertamanya bahkan menjadi gol pembuka kemenangan tim sekaligus membangkitkan motivasi rekan-rekannya untuk terus menggempur pertahanan musuh.
Keberingasan Fachrudin jelas bukan kebetulan. Selama ini, pemain yang biasa beroperasi sebagai penyerang sayap kiri itu dikenal produktif. Musim lalu, Fachruddin mencetak delapan gol yang berperan besar atas sukses Arema menjadi kampiun ISL untuk kali pertama.
Namun sayang, musim ini dia jarang mendapatkan kesempatan tampil penuh 90 menit. Berbeda dengan musim lalu, saat Arema ditukangi pelatih asal Belanda, Robert Rene Albert. Kala itu Fachrudin selalu menjadi pilihan pertama di posisi winger kiri sejak awal hingga akhir kompetisi.
Hingga delapan laga ISL putaran pertama yang telah dilakoni tim Singo Edan  musim ini, tercatat Fachruddin baru sekali tampil sebagai starter. Yaitu saat Arema menahan imbang 1-1 Deltras, 27 Oktober lalu di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Di tujuh laga lain, Fachrudin lebih sering turun sebagai pemain pengganti atau kadang tidak dimainkan oleh pelatih Miroslav Janu.
Miro lebih sering mempercayakan posisi penyerang sayap kiri kepada pemain muda Dendi Santoso. Dendi memang tampil moncer sejak musim lalu, namun saat itu dia lebih sering diturunkan Robert sebagai pelapis Fachrudin. Kini kondisinya justru berkebalikan. Fachrudin lebih sering dijadikan pelapis Dendi di pertengahan babak kedua.
Hal ini ternyata tidak terlalu dipusingkan oleh Fachrudin sendiri. Sebagai pemain professional, dia merasa siap jika harus dimainkan kapan saja. Keputusan menurunkannya sebagai starter maupun pemain cadangan dianggapnya sebagai hak kebijakan pelatih. “Semua tergantung pelatih,” ujarnya kepada Malang Post usai uji coba melawan Arema U-21 kemarin.
Fachrudin juga tidak mempermasalahkan minimnya kesempatan tampil penuh, meski sebagai pemain dia jelas berhasrat selalu bisa main full dalam setiap pertandingan.
“Saya siap dipasang sebagai starter maupun cadangan. Semuanya diatur pelatih sesuai strategi. Tidak ada masalah,” tandasnya.
Menanggapi soal Dendi Santoso yang mulai menggeser posisinya di starting line up, Fachrudin menjawab dengan diplomatis. “Saya anggap itu bukan pergerseran yang perlu diperdebatkan. Kita semua di tim memiliki kualitas setara yang tidak jauh berbeda. Sehingga pelatih bisa menurunkan siapa saja yang sesuai dengan strategi yang diinginkan. Jadi banyak pilihan, seperti menurunkan Dendi atau saya,” pungkasnya. (tom/jon) 

 
Design by Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons